
Pada tanggal 27 septermber 2005 bertepatan dengan ucapan syukur ulang
tahunku yang ke 15. Setiap aku berulang tahun selalu dibuatkan ibadah
syukur oleh keluargaku. Namun, pada ulang tahun ke 15 ini merupakan
moment yang tak bisa dilupakan olehku maupun keluargaku. Memang waktu
itupun opa sudah sakit, sudah tidak bisa bangun lagi dari tempat tidur. 2
minggu sebelum ulang tahunku, opa sempat dirawat dirumah sakit tapi
keluarga bersepakat lebih baik dikeluarkan karna tidak ada perkembangan
apapun waktu dirumah sakit. Selama hidup opa tidak pernah mengeluh,
maupun tidak pernah merasa sakit. Namun satu ketika opa mencoba berhenti
dari kecanduannya dalam merokok, tapi waktu itu juga opa mendapat
penyakit kanker paru2.
Opaku bernama Freddy Sandala, kebiasaan orang memanggilnya : om eddy,
ato bas eddy... Opaku mempunyai 1 istri yang bernama Helda Takasihaeng,
dari pernikahan dari opa dan oma dikaruniakan 3 orang anak yaitu
1. Donny Sandala menikah dengan Santje Sukiman anak Stephanie Ireyne
Sandala
2. Stenny Sandala menikah dengan anita lahia anak Anastania teani
Sandala
3. Anita Sandala menikah dengan tonny lumendek anak deryl juan fredy
Lumendek
yang begitu saling menghormati dan saling menyayangi satu sama lain.....
Sesuatu kenangan yang susah dilupakan bertepatan ulang tahunku ke 15 dan
bertepatan dengan ibadah syukur akan dimulai Tuhan memanggil opa,papa
yang merupakan sosok seorang yang begitu tegas, baik hati, sangat
penyayang. Dengan kejadian itu ibadah syukur tetap dilaksanakan dan
sekaligus ibadah duka. Waktu itu, aku tidak bisa berkata-kata lagi, aku
tidak merasakan kebahagiaan, aku hanya bisa menangis dan terus menangis.
Hatiku sangat sakit dengan kejadian ini, rasa-rasa semua harapan dan
kebahagiaanpun tidak ada lagi bersamaku. Kecewa,sakit
hati,marah,benci,kesal,emosi semuanya bercampur aduk didalam hati dan
benakku. Sungguh aku tidak bisa menerima semua kejadian ini. Terlalu
kejam hidup ini terhadapku. Opa merupakan orang yang paling dekat
denganku. Dari ketiga anak dari opa, cucu yang paling lama merasakan
kasih sayang dari oma dan opa adalah aku, sedangkan tania baru 1 tahun
bersama opa.
Dengan kejadian itu, aku sempat melontarkan sebuah kalimat "kita binci
pa Tuhan, qpa musti qta pe ulang tahun dank"... (menangis dan tidak
menerima kenyataan itu).
Dari kejadian yang sudah terjadi, aku berbicara dengan oma : oma bilang
Tuhan lebih sayang pa opa dari pada trg. Waktu sudah berlalu begitu lama
akhirnya aku mencoba menerima kenyataan itu, aku mencoba memberi yang
terbaik untuk orang-orangku sayang. Namun kesedihan itu datang lagi 3
tahun sesudah meninggalnya opa.
Pada tanggal 23 desember 2008, Tuhan memanggil pulang oma. Jujur, aku
tidak tahu harus berkata apa-apa. Aku tidak tahu lagi kepada siapa aku
ingin mengeluh, bercerita, curhat, sharing. Karna aku tidak dekat dengan
mama dan papa, jadi tempat aku untuk mengeluh adalah oma dan opa. Tapi
mereka tidak lagi ada bersamaku.
Namun 1 hal yang aku belajar dari oma dan opa yaitu sebuah KESETIAAN.
Kesetiaan satu sama lain, dalam sebuah kesetiaan akan menimbulkan suatu
keharmonisan, dan kasih sayang.
Dan 1 pesan dari oma dan opa serta keluargaku "AKU HARUS BERHASIL
MEMBAWA KELUARGA SANDALA MENJADI SEORANG PENDETA".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar